Cendera mata PON diminati pengunjung pada pameran UMKM

id cendera mata,pon,2024,aceh-sumut,medan

Cendera mata PON diminati pengunjung pada pameran UMKM

Pin akrilik PON XXI 2024 yang dijual pada pameran UMKM di Hotel Grand Mercure Medan, Sumatera Utara. (ANTARA/HO-PB PON XXI Sumut)

Medan (ANTARA) - Cendera mata Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh Sumatera Utara (Sumut) 2024 diminati para pengunjung pada pameran UMKM di Hotel Grand Mercure Medan.

Penjaga stan cendera mata tersebut, Fery menuturkan salah satu cendera mata PON 2024 yang paling diminati berupa pin akrilik yang dijual sekitar Rp45 ribu per buah.

"Pin ini sangat menarik perhatian dan banyak dicari orang," ucap Ferry di Medan, Sumatera Utara, Selasa.

Selain pin akrilik, ia menyebutkan pihaknya juga menawarkan berbagai cendera mata PON lainnya, seperti tas tangan etnik bermotif ulos bertuliskan PON XXI, hingga tengkuluk khas Sumatera.

Tak hanya cendera mata, Fery mengungkapkan terdapat pula beberapa makanan khas Sumatera yang dia jual, yaitu Rendang Padang kemasan, dendeng batokok, serta berbagai macam camilan berupa Orong-Orong Medan, kacang intip, kue bawang, dan keripik ubi pedas.

Dia menyebutkan harga tas yang dijual bervariasi, mulai dari Rp60 ribu hingga Rp150 ribu, sedangkan untuk camilan harganya berkisar antara Rp15 ribu hingga Rp20 ribu, tergantung kemasannya.



Adapun berbagai UMKM memeriahkan perhelatan PON 2024 dengan memajang produk mulai 1-25 September 2024. Produk UMKM yang dipajang di lantai dasar dekat pintu masuk hotel tersebut menarik perhatian pengunjung, terutama camilan.

Per hari, omzet para pedagang UMKM itu bisa mencapai lebih dari Rp1 juta. Tak hanya cendera mata, terdapat pula stan lainnya yang memasarkan produk Kopi Ophir jenis Arabica yang berasal dari Sidikalang, Sumatera Utara; Simalungun, Sumatera Utara; Gayo, Aceh; Solok, Sumatera Barat; hingga Sumatera Selatan di tempat tersebut.

Menurut penjaga stan Kopi Ophir, Irvine Rynox, kopi jenis Arabica paling banyak dicari orang meski harganya jauh lebih mahal dibandingkan kopi jenis Robusta.

“Kalau kopi Arabika lebih aman di lambung bagi penderita maag,” kata Irvine.

Dia menyampaikan kopi yang dijual masih berupa biji kopi. Namun apabila ada pengunjung yang tidak memiliki mesin penggiling kopi (coffee grinder), maka pembeli bisa juga memesan kopi itu secara daring karena pihaknya juga menyiapkan kopi bubuk dalam kemasan.

Ia mengatakan varian yang paling diminati para pengunjung sejauh ini, yakni Sumatera Home Arabica yang dijual dengan harga bervariasi, tergantung ukuran berat per kemasan mulai dari Rp55 ribu hingga Rp110 ribu.