Telusuri kendala pendidikan, Bupati Kotim dengarkan curhat guru dan kepsek
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor menggelar acara silaturahim dengan guru, kepala sekolah (kepsek) jenjang SD dan SMP, sekaligus mendengarkan curahan hati (curhat) dari para tenaga kependidikan.
“Kegiatan seperti ini memang perlu, kalau bisa digelar paling tidak enam bulan sekali supaya saya dan wakil bupati bisa mendengarkan langsung masalah-masalah di bidang pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu prioritas kita di Kotim,” kata Halikinnor di Sampit, Kamis.
Kegiatan yang digelar di aula rumah jabatan bupati tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Irawati, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) beserta kepala bidang pendidikan jenjang SD, SMP, serta PAUD PNF.
Ia menyebutkan pendidikan merupakan satu dari tiga prioritas utama Pemkab Kotim di bawah kepemimpinannya bersama Irawati, yakni kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.
Pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, karena hal ini berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di wilayah tersebut.
Salah satu caranya adalah menelusuri setiap permasalahan di bidang pendidikan dengan menyerap aspirasi dari tenaga kependidikan maupun masyarakat. Kemudian, aspirasi tersebut akan menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah kedepannya, baik dalam mencarikan solusi dan menyusun kebijakan.
“Kesempatan ini saya ingin mendengarkan aspirasi dari tenaga pendidik, khususnya yang berasal dari pedalaman, baik terkait infrastruktur sekolah, rumah dinas guru dan sebagainya hingga SDM. Sedangkan, untuk kurikulum itu sudah di luar kewenangan kami,” jelasnya.
Halikinnor meminta para tenaga kependidikan tak sungkan menyampaikan kendala yang dihadapi di sekolah masing-masing. Pemkab Kotim akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan solusi bagi permasalahan tersebut.
Bahkan, apabila seandainya anggaran daerah tidak memungkinkan, ia sebagai bupati bisa meminta bantuan perusahaan besar swasta (PBS) untuk membantu pembangunan infrastruktur kependidikan.
“Yang namanya mereka (PBS) berusaha di tempat kita, menikmati sumber daya alam kita, jadi wajar saja mereka ikut membantu. Tapi saya minta sekolah juga bisa menunjukkan bukti, misalnya berupa foto bangunan yang rusak agar bisa diperbaiki,” ujarnya.
Baca juga: Resmikan klinik hewan, Bupati Kotim sebut berpotensi jadi sumber PAD
Dalam kegiatan itu, Halikinnor juga secara khusus memanggul Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) dan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).
Tak jarang permasalahan yang dialami para tenaga kependidikan berkaitan dengan dua instansi tersebut, yakni terkait laporan absensi yang berdampak pada Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
Kegiatan itu pun dimanfaatkan oleh sejumlah tenaga kependidikan untuk menyampaikan kendala yang dihadapi di satuan pendidikan masing-masing. Mulai dari kekurangan ruang kelas, fasilitas toilet, kurangnya tenaga pendidik dan lainnya.
Seperti yang disampaikan, Kepala SDN 1 Beringin Jaya, Kecamatan Telaga Antang, Agus Ismail menyampaikan bahwa sekolahnya saat ini membutuhkan setidaknya lima ruang kelas tambahan untuk mengakomodir peserta didik yang ada di sekolah tersebut.
Saat ini SDN 1 Beringin Jaya memiliki 300 peserta didik yang terbagi dalam 14 rombongan belajar (rombel), sedangkan ruang kelas yang ada di sekolah itu hanya sembilan sehingga sebagian rombel menggunakan ruang kelas yang sama secara bergantian.
“Kalau tenaga guru di sekolah kami terbilang cukup, ada enam PNS, enam PPPK dan dua tenaga kontrak, tapi jumlah ruang kelasnya masih kurang. Kami memiliki 14 rombel, sedangkan kelas hanya sembilan, artinya masih kurang lima,” sebutnya.
Ia pun berharap kekurangan ruang kelas tersebut bisa dibantu oleh pemerintah daerah, baik melalui Disdik atau program CSR dari PBS, dengan begitu diharapkan aktivitas belajar mengajar bisa lebih optimal dan setiap murid merasakan fasilitas yang sama rata.
Kepala Disdik Kotim Muhammad Irfansyah menambahkan, kegiatan ini digelar untuk mempererat silaturahim dan saling berbagi pengalaman dalam menerapkan konsep Merdeka Belajar yang diprogramkan oleh Kemendikbud Ristek.
“Saya percaya dengan kolaborasi dan sinergisitas antara kepala sekolah, guru dan seluruh pemangku kepentingan kita dapat bersama-sama mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas,” ucapnya.
Sesuai instruksi bupati, pihaknya akan mengagendakan kegiatan ini rutin setiap enam bulan sekali, sehingga setiap kekurangan dalam sektor pendidikan di Kotim secara bertahap dan bersama-sama dapat dibenahi agar kualitas pendidikan di Bumi Habaring Hurung bisa meningkat.
Baca juga: Bantuan penguatan jaringan internet di Kotim mulai direalisasikan
Baca juga: Halikinnor berikan bonus Rp52 juta ke Kontingen Drumband Kalteng
Baca juga: Agustiar ingin percepatan pembangunan Kalteng dimulai dari desa
“Kegiatan seperti ini memang perlu, kalau bisa digelar paling tidak enam bulan sekali supaya saya dan wakil bupati bisa mendengarkan langsung masalah-masalah di bidang pendidikan, karena pendidikan merupakan salah satu prioritas kita di Kotim,” kata Halikinnor di Sampit, Kamis.
Kegiatan yang digelar di aula rumah jabatan bupati tersebut turut dihadiri Wakil Bupati Irawati, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) beserta kepala bidang pendidikan jenjang SD, SMP, serta PAUD PNF.
Ia menyebutkan pendidikan merupakan satu dari tiga prioritas utama Pemkab Kotim di bawah kepemimpinannya bersama Irawati, yakni kesehatan, pendidikan dan infrastruktur.
Pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan, karena hal ini berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia (SDM) di wilayah tersebut.
Salah satu caranya adalah menelusuri setiap permasalahan di bidang pendidikan dengan menyerap aspirasi dari tenaga kependidikan maupun masyarakat. Kemudian, aspirasi tersebut akan menjadi bahan evaluasi pemerintah daerah kedepannya, baik dalam mencarikan solusi dan menyusun kebijakan.
“Kesempatan ini saya ingin mendengarkan aspirasi dari tenaga pendidik, khususnya yang berasal dari pedalaman, baik terkait infrastruktur sekolah, rumah dinas guru dan sebagainya hingga SDM. Sedangkan, untuk kurikulum itu sudah di luar kewenangan kami,” jelasnya.
Halikinnor meminta para tenaga kependidikan tak sungkan menyampaikan kendala yang dihadapi di sekolah masing-masing. Pemkab Kotim akan berupaya semaksimal mungkin untuk memberikan solusi bagi permasalahan tersebut.
Bahkan, apabila seandainya anggaran daerah tidak memungkinkan, ia sebagai bupati bisa meminta bantuan perusahaan besar swasta (PBS) untuk membantu pembangunan infrastruktur kependidikan.
“Yang namanya mereka (PBS) berusaha di tempat kita, menikmati sumber daya alam kita, jadi wajar saja mereka ikut membantu. Tapi saya minta sekolah juga bisa menunjukkan bukti, misalnya berupa foto bangunan yang rusak agar bisa diperbaiki,” ujarnya.
Baca juga: Resmikan klinik hewan, Bupati Kotim sebut berpotensi jadi sumber PAD
Dalam kegiatan itu, Halikinnor juga secara khusus memanggul Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) dan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD).
Tak jarang permasalahan yang dialami para tenaga kependidikan berkaitan dengan dua instansi tersebut, yakni terkait laporan absensi yang berdampak pada Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
Kegiatan itu pun dimanfaatkan oleh sejumlah tenaga kependidikan untuk menyampaikan kendala yang dihadapi di satuan pendidikan masing-masing. Mulai dari kekurangan ruang kelas, fasilitas toilet, kurangnya tenaga pendidik dan lainnya.
Seperti yang disampaikan, Kepala SDN 1 Beringin Jaya, Kecamatan Telaga Antang, Agus Ismail menyampaikan bahwa sekolahnya saat ini membutuhkan setidaknya lima ruang kelas tambahan untuk mengakomodir peserta didik yang ada di sekolah tersebut.
Saat ini SDN 1 Beringin Jaya memiliki 300 peserta didik yang terbagi dalam 14 rombongan belajar (rombel), sedangkan ruang kelas yang ada di sekolah itu hanya sembilan sehingga sebagian rombel menggunakan ruang kelas yang sama secara bergantian.
“Kalau tenaga guru di sekolah kami terbilang cukup, ada enam PNS, enam PPPK dan dua tenaga kontrak, tapi jumlah ruang kelasnya masih kurang. Kami memiliki 14 rombel, sedangkan kelas hanya sembilan, artinya masih kurang lima,” sebutnya.
Ia pun berharap kekurangan ruang kelas tersebut bisa dibantu oleh pemerintah daerah, baik melalui Disdik atau program CSR dari PBS, dengan begitu diharapkan aktivitas belajar mengajar bisa lebih optimal dan setiap murid merasakan fasilitas yang sama rata.
Kepala Disdik Kotim Muhammad Irfansyah menambahkan, kegiatan ini digelar untuk mempererat silaturahim dan saling berbagi pengalaman dalam menerapkan konsep Merdeka Belajar yang diprogramkan oleh Kemendikbud Ristek.
“Saya percaya dengan kolaborasi dan sinergisitas antara kepala sekolah, guru dan seluruh pemangku kepentingan kita dapat bersama-sama mewujudkan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas,” ucapnya.
Sesuai instruksi bupati, pihaknya akan mengagendakan kegiatan ini rutin setiap enam bulan sekali, sehingga setiap kekurangan dalam sektor pendidikan di Kotim secara bertahap dan bersama-sama dapat dibenahi agar kualitas pendidikan di Bumi Habaring Hurung bisa meningkat.
Baca juga: Bantuan penguatan jaringan internet di Kotim mulai direalisasikan
Baca juga: Halikinnor berikan bonus Rp52 juta ke Kontingen Drumband Kalteng
Baca juga: Agustiar ingin percepatan pembangunan Kalteng dimulai dari desa