Bupati Kotim dukung LKB lestarikan kebudayaan Banjar
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor menyambut baik kehadiran organisasi Laung Kuning Banjar (LKB) sebagai wadah berkumpul dalam melaksanakan berbagai hal positif, khususnya melestarikan kebudayaan masyarakat Suku Banjar.
"Laung Kuning Banjar ini bisa menjadi tempat bermusyawarah. Seperti disampaikan ketua, ini juga upaya untuk melestarikan budaya dan adat istiadat Banjar. Tentunya kita tetap berpegang pada pepatah, di mana bumi dipijak, di situ Langit dijunjung," kata Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Harapan itu disampaikan Halikinnor saat menghadiri pelantikan pengurus DPC Laung Kuning Banjar Kota Sampit dan DPC Laung Kuning Banjar Kota Palangka Raya. Acara juga dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kotawaringin Timur.
Menurut Halikinnor, Suku Banjar memang identik dengan Provinsi Kalimantan Selatan, namun kebudayaan dan istiadatnya menyebar ke banyak darah, khususnya di semua provinsi yang ada di Kalimantan.
Salah satu contoh nyata adalah Bahasa Banjar yang bisa dikatakan sebagai bahasa ibu dan bahasa pemersatu yang digunakan masyarakat di Kalimantan. Banjar juga dikenal dengan budayanya yang agamis sehingga perlu dipertahankan agar jangan sampai hilang.
Halikinnor berharap masyarakat Banjar terus meningkatkan kontribusi dalam membantu pembangunan Kotawaringin Timur. Masyarakat Banjar menjadi bagian dalam perjalanan daerah ini dalam bingkai semangat Habaring Hurung atau bergotong royong.
"Kami tentu sangat berharap masyarakat dan organisasi ini selalu bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam membangun daerah. Mari kita bersama-sama membangun Kabupaten Kotawaringin Timur yang kita cintai ini," demikian Halikinnor.
Baca juga: Pemprov Kalteng salurkan beras bersubsidi bantu tekan inflasi di Sampit
Ketua Pengurus Pusat Laung Kuning Banjar, Abdul Samad mengatakan, Laung Kuning Banjar ini dibentuk untuk menyatukan masyarakat Banjar yang ada di seluruh wilayah di Indonesia, bahkan di dunia.
Saat ini organisasi ini sudah terbentuk di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan. Pembentukan Laung Kuning Banjar akan diperluas ke seluruh Indonesia karena hampir di setiap daerah terdapat komunitas masyarakat Banjar.
"Laung Kuning Banjar ini ingin mengangkat seni budaya dan adat Banjar. Ini karena kami melihat banyak remaja yang tidak mengenal kebudayaan dan adat istiadat Banjar. Kita kenalkan kembali adat istiadat Banjar. Organisasi ini juga bergerak di bidang keagamaan," ujar Abdul Samad.
Sementara itu Ketua DPC Laung Kuning Banjar Sampit, Darmansyah Jauhidi mengatakan, saat ini seni budaya Banjar mulai tenggelam. Perlu upaya untuk melestarikannya dengan mengenalkan kembali kepada generasi muda.
Laung Kuning Banjar juga siap berkontribusi dalam membangun daerah. Organisasi ini siap bersinergi dengan organisasi lain dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Kami ingin menjadi contoh yang baik. Kami siap bersatu dengan organisasi dan paguyuban lain dalam membangun Kotawaringin Timur agar semakin maju. Kita semua ini adalah satu keluarga besar dan satu kesatuan," demikian Darmansyah.
Baca juga: Penyeberangan mobil di Sampit direalisasikan tahun ini
Baca juga: Bupati Kotim dorong pemanfaatan lahan kosong mengantisipasi dampak resesi
Baca juga: Perlu inovasi menghidupkan wisata ikon Jelawat agar tidak ditinggalkan
"Laung Kuning Banjar ini bisa menjadi tempat bermusyawarah. Seperti disampaikan ketua, ini juga upaya untuk melestarikan budaya dan adat istiadat Banjar. Tentunya kita tetap berpegang pada pepatah, di mana bumi dipijak, di situ Langit dijunjung," kata Halikinnor di Sampit, Sabtu.
Harapan itu disampaikan Halikinnor saat menghadiri pelantikan pengurus DPC Laung Kuning Banjar Kota Sampit dan DPC Laung Kuning Banjar Kota Palangka Raya. Acara juga dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Kotawaringin Timur.
Menurut Halikinnor, Suku Banjar memang identik dengan Provinsi Kalimantan Selatan, namun kebudayaan dan istiadatnya menyebar ke banyak darah, khususnya di semua provinsi yang ada di Kalimantan.
Salah satu contoh nyata adalah Bahasa Banjar yang bisa dikatakan sebagai bahasa ibu dan bahasa pemersatu yang digunakan masyarakat di Kalimantan. Banjar juga dikenal dengan budayanya yang agamis sehingga perlu dipertahankan agar jangan sampai hilang.
Halikinnor berharap masyarakat Banjar terus meningkatkan kontribusi dalam membantu pembangunan Kotawaringin Timur. Masyarakat Banjar menjadi bagian dalam perjalanan daerah ini dalam bingkai semangat Habaring Hurung atau bergotong royong.
"Kami tentu sangat berharap masyarakat dan organisasi ini selalu bersinergi dan berkolaborasi dengan pemerintah daerah dalam membangun daerah. Mari kita bersama-sama membangun Kabupaten Kotawaringin Timur yang kita cintai ini," demikian Halikinnor.
Baca juga: Pemprov Kalteng salurkan beras bersubsidi bantu tekan inflasi di Sampit
Ketua Pengurus Pusat Laung Kuning Banjar, Abdul Samad mengatakan, Laung Kuning Banjar ini dibentuk untuk menyatukan masyarakat Banjar yang ada di seluruh wilayah di Indonesia, bahkan di dunia.
Saat ini organisasi ini sudah terbentuk di seluruh kabupaten/kota di Kalimantan. Pembentukan Laung Kuning Banjar akan diperluas ke seluruh Indonesia karena hampir di setiap daerah terdapat komunitas masyarakat Banjar.
"Laung Kuning Banjar ini ingin mengangkat seni budaya dan adat Banjar. Ini karena kami melihat banyak remaja yang tidak mengenal kebudayaan dan adat istiadat Banjar. Kita kenalkan kembali adat istiadat Banjar. Organisasi ini juga bergerak di bidang keagamaan," ujar Abdul Samad.
Sementara itu Ketua DPC Laung Kuning Banjar Sampit, Darmansyah Jauhidi mengatakan, saat ini seni budaya Banjar mulai tenggelam. Perlu upaya untuk melestarikannya dengan mengenalkan kembali kepada generasi muda.
Laung Kuning Banjar juga siap berkontribusi dalam membangun daerah. Organisasi ini siap bersinergi dengan organisasi lain dan bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur.
"Kami ingin menjadi contoh yang baik. Kami siap bersatu dengan organisasi dan paguyuban lain dalam membangun Kotawaringin Timur agar semakin maju. Kita semua ini adalah satu keluarga besar dan satu kesatuan," demikian Darmansyah.
Baca juga: Penyeberangan mobil di Sampit direalisasikan tahun ini
Baca juga: Bupati Kotim dorong pemanfaatan lahan kosong mengantisipasi dampak resesi
Baca juga: Perlu inovasi menghidupkan wisata ikon Jelawat agar tidak ditinggalkan