Pulang Pisau (ANTARA) - Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah, Andriani mengungkapkan bahwa kekurangan tenaga guru pengajar masih mewarnai dunia pendidikan di kabupaten setempat dan menjadi kendala yang dihadapi.
"Kekurangan guru ini juga disebabkan banyaknya guru di tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sudah memasuki masa pensiun atau purna tugas," kata Andriani di Pulang Pisau, Selasa.
Berdasarkan data Disdik Pulpis, pada tahun 2023 ada 125 guru yang telah memasuki masa purna tugas. Untuk itu, secara keseluruhan kekurangan tenaga guru di kabupaten setempat mencapai 700 guru, yang tersebar pada sekolah-sekolah di delapan kecamatan.
Dia mengatakan persoalan kekurangan tenaga guru ini dipengaruhi oleh tidak adanya penerimaan pegawai negeri sipil (PNS) yang dibuka oleh pemerintah pusat, sehingga menambah persoalan untuk bisa memenuhi kekosongan di sejumlah wilayah.
"Penataan kelembagaan pendidikan dari tingkat TK, SD, dan SMP terus dilakukan, agar dunia pendidikan di Pulang Pisau bisa berjalan maksimal. Sekalipun dihadapkan berbagai tantangan, termasuk masih kurangnya tenaga guru pengajar," ungkap Andriani.
Dinas Pendidikan setempat, kata Andriani, pada 2023 melaksanakan kurikulum merdeka belajar yang berbeda dengan kurikulum 2013. Kurikulum merdeka belajar dinilai cukup baik untuk diimplikasikan terkait dengan sumber daya manusia, sumber daya pendidik, juga peserta didik yang berbeda latar belakang dan karakternya.
Baca juga: Disbudpar Pulang Pisau sebut kunjungan wisatawan alami peningkatan
"Dahulu kurikulum hanya untuk di dalam kelas, sekarang sudah kita lakukan di luar kelas. Kurikulum merdeka belajar sangat relevan sekali untuk diimplementasikan. Bukan hanya dari likuistik, tetapi juga numerik, literasi, yang bisa diadaptasi dengan kemampuan intelektual peserta didik," beber dia.
Dijelaskan Andriani, Dinas Pendidikan Pulpis memiliki target dalam semangat momentum Hari Pendidikan Nasional 2023, diantaranya untuk pemenuhan pendidikan anak usia dini 5-6 tahun bisa tercapai target 100 persen sesuai dengan target secara nasional. Pendidikan usia 7-15 tahun yang berpartisipasi dalam pendidikan mencapai 100 persen.
"Pendidikan kesetaraan usia 7-18 tahun dalam paket A, B, dan C bisa mencapai 100 persen," demikian Andriani.
Baca juga: Bupati Pulpis: Otonomi daerah upaya dekatkan pelayanan ke masyarakat
Baca juga: Bupati Pulpis segera tindaklanjuti rekomendasi DPRD terkait LKPj 2022
Baca juga: Dishanpang Kalteng bantu penanganan balita berisiko stunting di Pulang Pisau
Berita Terkait
Dinkes sebut tahun 2027 semua desa di Kotim harus miliki pustu
Kamis, 9 Mei 2024 21:19 Wib
Disdik Kotim apresiasi peran Bunda PAUD dalam transisi pendidikan
Kamis, 9 Mei 2024 21:06 Wib
Guna menunjang pelaksanaan tugas, Kades se-Gumas dapat motor dinas
Rabu, 8 Mei 2024 19:03 Wib
Dinas Kesehatan Barito Utara periksa kebugaran 145 JCH
Sabtu, 4 Mei 2024 16:50 Wib
Jambi Tuah ditunjuk jadi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Mura
Rabu, 1 Mei 2024 8:29 Wib
SMPN 1 Sampit ajarkan siswa respons cepat dan efektif hadapi bencana
Sabtu, 27 April 2024 4:38 Wib
Pemkab minta penerapan e-kinerja dilakukan semua SOPD di Murung Raya
Jumat, 26 April 2024 22:39 Wib
Edy Purwanto ditunjuk pimpin Dinas Ketahanan Pangan Pulang Pisau
Jumat, 26 April 2024 11:07 Wib