Bupati Kotim akui prihatin peningkatan kasus DBD didominasi anak-anak

id Bupati Kotim,Halikinnor, fogging,DBD,kalteng,Kotim,sampit,Fogging bukan solusi atasi DBD,RSUD dr. Murjani Sampit,DBD Kotim

Bupati Kotim akui prihatin peningkatan kasus DBD didominasi anak-anak

Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor (kanan) saat menjenguk anak-anak pasien DBD di RSUD dr. Murjani Sampit, Jumat (17/11/2023). ANTARA/Devita Maulina

Halikinnor mengaku prihatin dengan peningkatan kasus DBD di Kotim saat ini yang sebagian besar didominasi anak-anak.
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, Halikinnor mengatakan fogging atau yang lebih dikenal dengan pengasapan tidak menjadi solusi untuk mengatasi penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Saya mengajak seluruh lapisan masyarkat yang ada di Kotawaringin Timur (Kotim) untuk menggalakkan kegiatan kerja bakti dalam membersihkan lingkungannya masing-masing, untuk mengantisipasi penularan penyakit DBD, sebab kalau hanya mengandalkan fogging bukan solusi untuk mengatasi DBD," kata Halikinnor di Sampit, Jumat.

Halikinnor mengatakan, bahwa cara kerja fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, bukan mematikan jentik nyamuk.

Baca juga: Dinkes Kotim catat sudah 441 kasus DBD sepanjang 2023

Hal ini ia sampaikan usai mengunjungi sejumlah anak-anak yang terkena DBD dan dirawat di RSUD dr. Murjani Sampit. 

Halikinnor mengaku prihatin dengan peningkatan kasus DBD di Kotim saat ini yang sebagian besar didominasi anak-anak.

Meski pun, terkait SDM, peralatan dan obat-obatan di RSUD dr. Murjani Sampit sudah cukup memadai dan mampu melayani pasien DBD dengan baik,

Ia berharap penularan penyakit tersebut bisa dicegah sejak dini. Karena lebih baik mencegah daripada mengobati.

Baca juga: DBD merebak, Dinkes Kotim ajak masyarakat galakkan PSN
 
Bupati Kotawaringin Timur Halikinnor menjenguk anak-anak pasien DBD di RSUD dr. Murjani Sampit, Jumat (17/11/2023). ANTARA/Devita Maulina

Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan menjaga kebersihan lingkungan agar tidak ada tempat genangan air yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang menularkan virus DBD.

“Apalagi di musim hujan seperti ini, di mana ada mangkok, ember, dan lainnya yang terisi air bisa menjadi tempat kembang biak nyamuk. Makanya kita cegah itu dengan membersihkan lingkungan mulai dari rumah masing-masing baru lingkungan umum,” ucapnya.

Sehubungan dengan itu, Halikinnor mengaku telah membuat surat edaran yang ditujukan untuk seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), baik dinas, badan, hingga kecamatan, untuk melaksanakan kegiatan gotong royong. 

Baca juga: Kasus DBD di RSUD dr Murjani Sampit meningkat pada peralihan musim hujan

Para Camat diminta untuk bisa mengarahkan Lurah dan Kades lalu diteruskan ke Ketua RT masing-masing agar bisa menggerakan warga untuk bergotong royong membersihkan lingkungan dengan harapan jika ada jentik nyamuk bisa dimusnahkan sebelum tumbuh menjadi nyamuk dewasa dan menularkan DBD.

Disisi lain, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kotim Umar Kaderi menyampaikan bahwa pihaknya aktif melaksanakan fogging di kawasan yang terindikasi DBD. Namun, seperti yang disampaikan Bupati, bahwa fogging sebenarnya tidak menyelesaikan masalah penularan DBD.

“Fogging itu hanya memberantas nyamuk dewasa yang beterbangan, tapi tidak dengan jentik. Sehingga yang lebih penting itu adalah pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dan untuk itu kami harus melibatkan masyarakat,” jelasnya.

Baca juga: Dinas Kesehatan Kotim akui DBD mulai meningkat

Ia menambahkan, terkait gerakan PSN ini pihaknya secara bertahap telah melaksanakan penyuluhan di Kecamatan Baamang dan Mentawa Baru Ketapang, karena pada dua Kecamatan tersebut laporan kasus DBD paling tinggi.

Dengan memberikan edukasi dan kiat-kiat melalui penyuluhan tersebut, diharapkan masyarakat di dua Kecamatan tersebut bisa membantu Dinkes untuk mencegah penularan DBD.

Baca juga: Pembersihan lingkungan efektif tekan demam berdarah di Sampit

Baca juga: COVID-19 belum berakhir, kini muncul DBD