Jakarta (ANTARA) - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan alokasi anggaran ketahanan energi yang disiapkan pada Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025 mencapai Rp421,7 triliun.
“Ketahanan energi adalah prioritas yang juga penting dari presiden terpilih. Kami mengalokasikan Rp421,7 triliun,” kata Sri Mulyani dan Konferensi Pers RAPBN 2025 di Jakarta, Jumat.
Anggaran itu nantinya bakal digunakan untuk meningkatkan subsidi dan kompensasi energi. Adapun dalam RAPBN 2025, subsidi dan kompensasi energi disiapkan pagu sebesar Rp394,3 triliun, tumbuh 17,8 persen dari pagu 2024 yang sebesar Rp334,8 triliun.
Selain itu, anggaran ketahanan energi juga akan digunakan sebagai insentif fiskal untuk menaikkan lifting minyak dan gas.
Hal itu, lanjut Sri Mulyani, merupakan respons terhadap permintaan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif soal perubahan skema bagi hasil dan rezim perpajakan hulu migas, yaitu revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 27 Tahun 2017 terkait cost recovery dan revisi PP Nomor 53/2017 terkait gross split.
“Kami akan selalu mendengar dan berkoordinasi dengan tim dari kementerian teknis dan koordinator untuk melihat bagaimana instrumen fiskal bisa bekerja dan mendorong berbagai produksi ketahanan energi ini dengan peningkatan lifting minyak dan gas,” ujar dia.
Menkeu memastikan instrumen fiskal akan terus digunakan untuk ketahanan energi, baik melalui subsidi maupun intervensi belanja lain.
Untuk diketahui, RAPBN 2025 mengalokasikan anggaran subsidi dan kompensasi sebesar Rp525 triliun.
Dana subsidi dan kompensasi energi sebesar Rp394,3 triliun digulirkan untuk melanjutkan subsidi LPG tabung 3 kilogram, solar, dan minyak tanah sekaligus memastikan ketepatan sasaran program.
Subsidi energi juga bakal disalurkan untuk dukungan listrik rumah tangga miskin dan rentan, serta transisi energi yang efisien dan adil.
Sementara subsidi non energi dialokasikan sebesar Rp131,3 triliun, tumbuh signifikan 35,5 persen dari Rp96,9 triliun pada pagu tahun ini.
Anggaran itu utamanya disalurkan untuk fokus ketahanan pangan yang membutuhkan dukungan pupuk subsidi.
Subsidi non energi juga disiapkan untuk mendukung masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam memperoleh rumah. Pemerintah sebelumnya menargetkan untuk mengakselerasi 1 juta rumah yang diperuntukkan bagi MBR.
Selanjutnya, subsidi non energi disalurkan untuk memberikan kemudahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), petani, dan nelayan. Subsidi juga digulirkan untuk insentif pajak ditanggung pemerintah (DTP) sebagai bentuk dukungan kepada sektor usaha.
Berita Terkait
DPKP Kobar ajak masyarakat terlibat aktif menjaga sumber daya kelautan dan perikanan
Kamis, 12 September 2024 17:22 Wib
Pj Bupati Sukamara ajak generasi muda semangat bangun sektor pertanian
Rabu, 11 September 2024 8:51 Wib
Dishanpang Kalteng pastikan panel harga pangan berjalan optimal dan aktual
Selasa, 10 September 2024 14:08 Wib
DPRD Gumas minta pemangku kepentingan dukung ketahanan pangan desa
Senin, 9 September 2024 14:43 Wib
Dinas Ketahanan Pangan Pulang Pisau perkuat kualitas produk pangan masyarakat
Sabtu, 31 Agustus 2024 20:48 Wib
Pemerintah desa se-Gumas alokasikan Rp20 miliar untuk ketahanan pangan
Jumat, 30 Agustus 2024 15:14 Wib
Gubernur pastikan Kalteng ambil bagian perkuat ketahanan pangan nasional
Kamis, 29 Agustus 2024 12:27 Wib
Pemkot pastikan karhutla tidak berdampak pada sektor pertanian di Palangka Raya
Senin, 26 Agustus 2024 16:04 Wib