Sampit (ANTARA) - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Sihol Parningotan Lumban Gaol mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap hal-hal yang dapat memicu terjadinya kebakaran.
“Kepada semua masyarakat Kotim, khususnya pemukiman padat penduduk agar selalu berhati-hati menjaga keamanan dari akibat kebakaran di rumah masing-masing. Karena kelalaian satu orang dapat sangat berdampak buruk ke banyak orang,” kata Gaol di Sampit, Jumat.
Hal ini ia sampaikan sehubungan dengan musibah kebakaran yang terjadi secara berturut-turut di Kota Sampit pada tiga lokasi berbeda hanya dalam waktu satu hari. Musibah kebakaran yang masih sering terjadi ini diharapkan menjadi perhatian semua pihak.
Ia pun menyebutkan, beberapa hal yang menjadi fokus kewaspadaan dalam mencegah terjadinya kebakaran antara lain penggunaan kompor, khususnya yang menggunakan bahan bakar gas, yakni dengan memastikan tidak adanya kebocoran dan penempatan yang tepat.
Kemudian, yang paling penting adalah melakukan double check atau pengecekan berulang sebelum meninggalkan rumah dalam keadaan kosong dan ketika selesai memasak pun jangan sampai lalai sehingga lupa mematikan kompor.
“Hal ini terkesan sepele tapi sangat penting, karena sudah sering terjadi kebakaran yang disebabkan lupa mematikan kompor,” sebutnya.
Selain itu, pemeliharaan jaringan listrik terutama pada bangunan atau rumah rumah kayu juga sangat penting. Pasalnya, masih banyak masyarakat yang menggunakan kabel tidak standar atau sudah tua yang bisa meningkatkan potensi korsleting listrik yang berujung pada kebakaran.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk menghindari penggunaan listrik berlebihan, contohnya menggunakan stop kontak atau terminal listrik secara bertumpuk-tumpuk karena juga dapat menyebabkan korsleting listrik.
Baca juga: Wabup Kotim gerak cepat bantu 'Linda' wanita terlantar
“Penggunaan stop kontak dan kabel tidak standar dalam waktu yang lama juga berisiko, apalagi meninggalkan rumah agar sebaiknya terlebih dahulu dicabut,” lanjutnya.
Dalam kesempatan ini pula, ia menyarankan pemerintah daerah untuk melakukan evaluasi terhadap pemukiman padat penduduk yang berada di bantaran sungai, khususnya rumah kayu. Termasuk lokasi rumah yang terbakar baru-baru ini.
Menurutnya, kondisi pemukiman yang padat ditambah rata-rata bangunan terbuat dari material kayu membuat potensi kebakaran meningkat dan api bisa dengan cepat menyebar yang tentu akan berdampak lebih besar.
Bahkan jika memungkinkan ia berharap agar pemukiman warga yang berada di bantaran sungai agar direlokasi ke lokasi yang lebih representatif dan layak untuk hunian jangka panjang.
Sementara untuk area sepanjang bantaran sungai bisa dikosongkan atau dibuat menjadi ruang terbuka hijau. Sebab, ia menilai keberadaan rumah warga atau pemukiman di bantaran sungai kurang sehat untuk hunian jangka panjang.
Apalagi, jika kedepannya aliran sungai semakin sulit dan perlu dilakukan pembersihan, tentu keberadaan pemukiman di bantaran sungai dapat menghambat kegiatan pembersihan tersebut.
“Tentu bila dimungkinkan dan masyarakat bersedia menerima untuk direlokasi ke tempat yang lebih layak, kami selaku wakil rakyat akan mendorong pemerintah untuk bisa segera ditindak lanjuti dan bersedia mencarikan lokasi yg lebih baik dan representatif ke depan,” ujarnya.
Tak lupa Gaol menyampaikan belasungkawa bagi masyarakat yang mengalami musibah kebakaran dan berharap warga bisa tetap tegar dan tabah menghadapi cobaan ini. Ia juga meminta pemerintah daerah untuk segera memberikan bantuan bagi warga yang terdampak.
“Kami minta agar pemerintah bisa segera memberikan pertolongan apa yang sedang dibutuhkan dalam jangka pendek dan jangka panjang ke depan,” demikian Gaol.
Baca juga: Lima lulusan PTDI Kotim diangkat jadi PNS
Baca juga: Tiga kebakaran dalam sehari melanda Kotim
Baca juga: Komisi III DPRD Kotim serap ilmu di Sukamara