Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor menginstruksikan penutupan jalan menuju Desa Bengkirai, Kecamatan Baamang yang berada di ujung runway atau landasan pacu Bandara Haji Asan Sampit demi keselamatan penerbangan.
“Saya telah meninjau Bandara Haji Asan Sampit, khususnya runway yang di ujung sebelah timur karena masih ada jalan menuju Desa Bengkirai dan dari segi keselamatan itu berisiko sekali, karena jalan itu termasuk Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP),” kata Halikinnor di Sampit, Kamis.
Ia menjelaskan, saat ini pemerintah daerah bersama instansi terkait tengah mengupayakan pengembangan Bandara Haji Asan Sampit agar bisa menampung pesawat dengan ukuran yang lebih besar.
Salah satu upaya untuk pengembangan bandara itu adalah perpanjangan dan pelebaran runway agar representatif untuk pesawat berbadan besar.
Penutupan akses jalan menuju Desa Bengkirai merupakan langkah awal untuk perpanjangan runway, sebab keberadaan jalan tersebut dinilai terlalu berisiko dari segi keamanan dan keselamatan penerbangan maupun masyarakat di sekitarnya.
Disamping itu, akses jalan tersebut sebenarnya masih masuk kawasan milik bandara dan penutupan akses jalan ini juga telah dikoordinasikan dengan manajemen Bandara Haji Asan Sampit.
“Makanya, kami merencanakan supaya jalan itu ditutup, kami harap masyarakat bisa memahami itu ketika tiba saatnya nanti jalan itu ditutup. Kami juga akan memberikan solusi bagi masyarakat, yakni jalan yang sudah ada akan kami tingkatkan,” ujarnya.
Halikinnor mengaku telah menginstruksikan dinas terkait untuk memulai perencanaan untuk Jalan Bengkirai, agar masyarakat bisa menggunakan jalan itu dengan nyaman dan aman. Ia menargetkan tahun ini atau paling lambat awal tahun depan Jalan Bengkirai sudah diaspal.
Selain itu, pihaknya juga membahas terkait pemindahan gedung Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) yang menjadi bagian dari upaya pengembangan bandara.
Ia menyebut, bahwa saat ini aktivitas penerbangan di Bandara Haji Asan Sampit sudah meningkat, meskipun hanya ada satu maskapai tapi intensitas penerbangan dengan rute Sampit-Jakarta, Sampit-Surabaya, Sampit-Semarang maupun sebaliknya cukup ramai.
Baca juga: Pertanian Kotim sangat terbantu dukungan pemerintah pusat
Keberadaan gedung PKP-PK saat ini dinilai sudah tidak representatif. Apalagi jika nanti pesawat berukuran besar masuk ke bandara itu, maka berisiko terjadi kecelakaan akibat sayap pesawat mengenai bangunan tersebut.
“Intensitas penerbangan kita sudah meningkat dan kedepannya ini bisa lebih meningkat lagi sehubungan dengan perkembangan penduduk dan banyaknya investasi yang masuk, makanya ini harus kita pikirkan kedepannya, kita harus bisa meningkatkan bandara ini dan supaya lebih banyak maskapai yang masuk,” demikian Halikinnor.
Kepala Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, Bina Konstruksi, Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kotim Mentana Dhinar Tistama mengaku telah menerima instruksi dari bupati dan akan segera menindaklanjuti terkait peningkatan Jalan Bengkirai.
“Untuk mendukung pengembangan bandara jalan menuju Desa Bengkirai yang di ujung runway itu akan ditutup, tapi akses menuju desa bukan cuma itu ada jalan satunya yang tembus ke Jalan Tjilik Riwut dan kami diminta oleh bupati untuk meningkatkan jalan itu,” ujarnya.
Ia melanjutkan, akses jalan yang ditutup hanya yang masuk kawasan bandara, yakni sepanjang 145 meter. Kedepannya akses jalan bagi masyarakat dari Desa Bengkirai menuju Kota Sampit akan dialihkan ke Jalan Bengkirai yang tembus ke Jalan Tjilik Riwut.
Jalan Bengkirai ini sudah ada sejak lama dan sudah fungsional, tetapi masih berupa medan tanah dan jaraknya lumayan jauh, yakni sekitar 1,7 kilometer, sehingga selama ini masyarakat lebih memilih jalan di ujung runway yang lebih singkat.
Kedepannya, pemerintah daerah akan melakukan peningkatan terhadap Jalan Bengkirai dari medan tanah menjadi aspal, agar mobilitas masyarakat bisa lebih aman dan nyaman meskipun harus mengambil jalan memutar cukup jauh.
Estimasi sementara anggaran yang dibutuhkan untuk peningkatan jalan itu berkisar Rp8 miliar hingga Rp10 miliar, namun pihaknya akan melakukan perhitungan lebih lanjut dan melakukan perencanaan secara detail untuk menentukan nominal anggaran yang tepat.
“Bupati minta segera, tetapi kami perlu berkoordinasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait dulu terutama tim anggaran, kalau kami pada dasarnya siap untuk melaksanakan selama anggarannya tersedia,” demikian Mentana.
Baca juga: Disdik Kotim berkomitmen selaraskan program pendidikan
Baca juga: Pemkab Kotim tes urine ASN untuk dukung KOTAN
Baca juga: DPMD Kotim siapkan SK pemberhentian sementara Kades Baampah