RS Siloam Palangka Raya edukasi penanganan COVID-19 pada anak

id RS Siloam Palangka Raya ,edukasi penanganan COVID19,penanganan COVID-19 pada anak,RS Siloam Palangka Raya edukasi penanganan COVID-19 pada anak,Prakti

RS Siloam Palangka Raya edukasi penanganan COVID-19 pada anak

Praktisi kesehatan Siloam Hospitals Palangka Raya Dokter Agustina, DPPS, SpA. ANTARA/HO/Siloam Hospitals Palangka Raya.

Palangka Raya (ANTARA) - Rumah Sakit Siloam Palangka Raya, Kalimantan Tengah mengedukasi para orang tua untuk mengetahui gejala dan penanganan awal pada anak yang terpapar COVID-19 termasuk sebelum mendapat pertolongan medis.

"Para orangtua tidak perlu khawatir atau panik. Mengenali gejala dan penanganan secara tepat akan lebih baik tanpa perlu diliputi rasa panik dan khawatir," kata Praktisi Kesehatan Siloam Hospitals Palangka Raya Dokter Agustina, DPPS, SpA melalui pernyatan tertulis yang diterima di Palangka Raya, Sabtu.

Agustina menambahkan beberapa tanda dan gejala COVID-19 pada anak-anak, diantaranya seperti demam, sakit kepala, gejala saluran nafas seperti batuk, kehilangan rasa atau bau dan sesak nafas.

Kemudian juga sakit tenggorokan, hidung tersumbat disertai pilek, nyeri otot, bisa juga berupa gejala saluran cerna seperti  mual atau muntah, diare, sakit perut, nafsu makan buruk, terutama pada bayi dibawah satu tahun.

Baca juga: Tambah tujuh RS, Siloam layani pasien BPJS

Selanjutnya, banyak tidur dan nafas cepat, terdapat cekungan di dinding dada, saturasi oksigen kurang dari 95 persen, demam lebih dari tujuh hari,  kejang, sulit makan dan minum, dan bila ada penurunan kesadaran, maka segera bawa anak ke rumah sakit.

Berbagai gejala tersebut serta cara penanganan pertama paparan COVID-19 pada anak harus dipahami para orang tua terlebih bagi mereka yang memiliki balita yang belum dapat mengkomunikasikan apa saja yang mereka rasakan.

Resiko tinggi anak terpapar COVID-19 terutama tertular dari orangtuanya yang pulang bekerja, tertular dari klaster keluarga, terbatasnya akses deteksi dini, dan anak bermain tanpa protokol kesehatan.

"Untuk itu bagi orangtua sebaiknya hindarilah membawa anak keluar rumah, kecuali darurat", tutur Agustina saat memberikan edukasi melalui webinar.

Bagi orangtua dapat menerapkan isolasi mandiri pada anak, dengan syarat yang perlu diperhatikan seperti, tidak bergejala atau asimtomatik, gejala ringan (batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam), anak masih aktif, bisa makan dan minum.

Baca juga: Jasa Raharja gandeng RS Siloam Hospitals tangani korban lakalantas

Kemudian menerapkan etika batuk, memantau gejala atau keluhan, pemeriksaan suhu tubuh dua kali sehari saat pagi dan malam, dan lingkungan rumah/kamar memiliki ventilasi yang baik.

Namun, lanjut dia, perlu diperhatikan dalam penerapan isoman bahwa orangtua dapat tetap mengasuh anak yang positif, disarankan yang beresiko rendah, jika ada orangtua atau anggota keluarga yang positif, maka dapat di isolasi bersama disarankan berikan jarak tidur dua meter dengan kasur terpisah.

"Tetap berikan dukungan psikologis pada anak dan upayakan anak merasa nyaman" imbuh Agustina. 

Selama kegiatan isolasi mandiri, protokol kesehatan tetap dilakukan, yaitu  gunakan masker, jaga jarak, cuci tangan, menerapkan etika batuk, periksa suhu tubuh pada pagi dan malam hari, periksa saturasi oksigen dan frekuensi nadi, pantau laju napas, tetap berikan ASI pada bayi, dan berikan makanan bergizi pada anak. 

Baca juga: Ketua PPNI Gumas sesalkan kekerasan terhadap perawat RS Siloam Sriwijaya Palembang

Siapkan juga beberapa alat dirumah seperti termometer dan oxymeter, obat demam seperti paracetamol, suplemen yang dianjurkan berupa vitamin C, D3 dan Zinc.

Setelah selesai isolasi, umumnya gejala akan hilang dalam 14 hari. Namun dianjurkan melakukan pemeriksaan swab ulang 10-14 hari setelah swab pertama positif. Bila tidak bisa melakukan pemeriksaan swab, maka disarankan isolasi selama 10 hari ditambah tiga hari setelah bebas gejala.

Pada penderita dengan gejala berat atau pasien kronik, umumnya masa menular lebih panjang, sehingga dokter yang akan menentukan kapan selesai isolasi.

Baca juga: RS Siloam Hospital resmi beroperasi di Palangka Raya, ini fasilitasnya

Baca juga: RS Siloam Palangka Raya gelar 'World Kidney Day', harapkan masyarakat lebih peduli kesehatan ginjal