Bupati Kotim minta guru tingkatkan kemampuan sukseskan Kurikulum Merdeka
Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah Halikinnor meminta guru bisa mengubah pola pikir dan meningkatkan kemampuan dalam rangka menyukseskan program Kurikulum Merdeka yang sedang gencar dijalankan pemerintah.
"Guru juga harus menguasai Merdeka Belajar supaya hasilnya sesuai harapan. Saya titip dengan guru. Guru juga harus mengubah mindset karena pola sekarang tidak lagi seperti dulu," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa.
Harapan itu disampaikannya saat membuka seminar Implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan yang digelar oleh pengurus MKKS Mentaya Hagatang ini mengangkat tema optimalisasi pembelajaran dan pemberdayaan rapor pendidikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Kegiatan diikuti 396 peserta dari 37 sekolah. Turut hadir Sekretaris Daerah Fajrurrahman dan Kepala Dinas Pendidikan diwakili Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Edie Sucipto.
Halikinnor menjelaskan, saat ini ada paradigma baru di dunia pendidikan yaitu dengan Merdeka Belajar. Program ini memberikan kebebasan kepada anak untuk mengoptimalkan bakat dan talentanya.
Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih, namun tetap harus diawasi benar-benar, terutama oleh orang tua dan guru. Kemajuan teknologi jangan sampai membuat anak mengabaikan potensi dan bakatnya di bidang lain.
Perkembangan dunia pendidikan sehubungan dengan perkembangan zaman. Ini juga bagian dari upaya pemerintah mewujudkan Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
"Saat ini pemerintah pusat sedang menggalakkan hilirisasi. Artinya, selama ini sumber daya alam yang biasanya diekspor mentah, ke depan itu diolah barang jadi sehingga memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni. Di sini peran pendidikan," kata Halikinnor.
Baca juga: KONI Kotim apresiasi dukungan masyarakat sukseskan Porprov Kalteng
Dunia pendidikan sangat berperan dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Namun, orang tua tidak boleh memaksakan kehendak. Anak hanya memerlukan pendampingan dan bimbingan dalam menekuni bakat dan talentanya untuk mencapai kesuksesan.
Halikinnor memuji sekolah penggerak, guru penggerak dan implementasi Kurikulum Merdeka di Kotawaringin Timur yang diakui paling aktif di Kalimantan Tengah. Dia berharap kabupaten ini menjadi barometer kemajuan, salah satunya di bidang pendidikan.
"Indonesia harus bangkit. Sumber saya alam melimpah tidak akan maksimal tanpa dukungan sumber daya manusia yang bagus. Guru, orang tua dan masyarakat harus ikut berperan," demikian Halikinnor.
Kamaliah Kadir, guru SMPN 2 Sampit yang menjadi salah satu peserta seminar mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya, seminar ini sangat penting untuk menambah informasi dan pengetahuan bagi guru agar bisa melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan baik dan optimal.
"Seminar ini memberikan kami informasi yang banyak dan juga pengetahuan yang banyak, bagaimana kita menilai atau melakukan asesmen, menginterpretasi terkait dengan rapor pendidikan, serta bagaimana nanti kita akan belajar dan juga mengajarkan kepada siswa kita untuk penerapan Kurikulum Merdeka," ujarnya.
Menurutnya, ada perbedaan banyak sekali antara Kurikulum 2013 (K-13) dengan Kurikulum Merdeka. Sekarang siswa diberikan kebebasan dalam mengoptimalkan potensi dirinya dengan tetap didampingi oleh guru dan sekolah.
Pola ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik karena disadari bahwa setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan masing-masing. Untuk itu, penting bagi guru untuk memahami betul Kurikulum Merdeka agar bisa membantu peserta didik dengan baik sesuai harapan.
"Kendala kami adalah kami kurang informasi. Makanya kegiatan ini sangat kami nantikan, utamanya sekolah-sekolah yang belum Sekolah Penggerak. Sekolah kami kebetulan belum Sekolah Penggerak sehingga kami tentunya sangat menantikan kegiatan-kegiatan seperti ini," demikian Kamaliah Kadir.
Baca juga: Bupati Kotim memotivasi kontingen O2SN dan GSI raih prestasi
Baca juga: Nadalsyah: Target saya gubernur, bukan wakil
Baca juga: Jadi duta daerah, Paskibraka Kotim wajib tingkatkan pengetahuan
"Guru juga harus menguasai Merdeka Belajar supaya hasilnya sesuai harapan. Saya titip dengan guru. Guru juga harus mengubah mindset karena pola sekarang tidak lagi seperti dulu," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa.
Harapan itu disampaikannya saat membuka seminar Implementasi Kurikulum Merdeka. Kegiatan yang digelar oleh pengurus MKKS Mentaya Hagatang ini mengangkat tema optimalisasi pembelajaran dan pemberdayaan rapor pendidikan dalam implementasi Kurikulum Merdeka.
Kegiatan diikuti 396 peserta dari 37 sekolah. Turut hadir Sekretaris Daerah Fajrurrahman dan Kepala Dinas Pendidikan diwakili Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Dinas Pendidikan Kotawaringin Timur, Edie Sucipto.
Halikinnor menjelaskan, saat ini ada paradigma baru di dunia pendidikan yaitu dengan Merdeka Belajar. Program ini memberikan kebebasan kepada anak untuk mengoptimalkan bakat dan talentanya.
Peserta didik diberi kebebasan untuk memilih, namun tetap harus diawasi benar-benar, terutama oleh orang tua dan guru. Kemajuan teknologi jangan sampai membuat anak mengabaikan potensi dan bakatnya di bidang lain.
Perkembangan dunia pendidikan sehubungan dengan perkembangan zaman. Ini juga bagian dari upaya pemerintah mewujudkan Indonesia Emas pada 2045 mendatang.
"Saat ini pemerintah pusat sedang menggalakkan hilirisasi. Artinya, selama ini sumber daya alam yang biasanya diekspor mentah, ke depan itu diolah barang jadi sehingga memerlukan sumber daya manusia yang mumpuni. Di sini peran pendidikan," kata Halikinnor.
Baca juga: KONI Kotim apresiasi dukungan masyarakat sukseskan Porprov Kalteng
Dunia pendidikan sangat berperan dalam mewujudkan cita-cita bangsa. Namun, orang tua tidak boleh memaksakan kehendak. Anak hanya memerlukan pendampingan dan bimbingan dalam menekuni bakat dan talentanya untuk mencapai kesuksesan.
Halikinnor memuji sekolah penggerak, guru penggerak dan implementasi Kurikulum Merdeka di Kotawaringin Timur yang diakui paling aktif di Kalimantan Tengah. Dia berharap kabupaten ini menjadi barometer kemajuan, salah satunya di bidang pendidikan.
"Indonesia harus bangkit. Sumber saya alam melimpah tidak akan maksimal tanpa dukungan sumber daya manusia yang bagus. Guru, orang tua dan masyarakat harus ikut berperan," demikian Halikinnor.
Kamaliah Kadir, guru SMPN 2 Sampit yang menjadi salah satu peserta seminar mengaku senang bisa mengikuti kegiatan tersebut. Menurutnya, seminar ini sangat penting untuk menambah informasi dan pengetahuan bagi guru agar bisa melaksanakan Kurikulum Merdeka dengan baik dan optimal.
"Seminar ini memberikan kami informasi yang banyak dan juga pengetahuan yang banyak, bagaimana kita menilai atau melakukan asesmen, menginterpretasi terkait dengan rapor pendidikan, serta bagaimana nanti kita akan belajar dan juga mengajarkan kepada siswa kita untuk penerapan Kurikulum Merdeka," ujarnya.
Menurutnya, ada perbedaan banyak sekali antara Kurikulum 2013 (K-13) dengan Kurikulum Merdeka. Sekarang siswa diberikan kebebasan dalam mengoptimalkan potensi dirinya dengan tetap didampingi oleh guru dan sekolah.
Pola ini menjadi daya tarik tersendiri bagi peserta didik karena disadari bahwa setiap orang mempunyai bakat dan kemampuan masing-masing. Untuk itu, penting bagi guru untuk memahami betul Kurikulum Merdeka agar bisa membantu peserta didik dengan baik sesuai harapan.
"Kendala kami adalah kami kurang informasi. Makanya kegiatan ini sangat kami nantikan, utamanya sekolah-sekolah yang belum Sekolah Penggerak. Sekolah kami kebetulan belum Sekolah Penggerak sehingga kami tentunya sangat menantikan kegiatan-kegiatan seperti ini," demikian Kamaliah Kadir.
Baca juga: Bupati Kotim memotivasi kontingen O2SN dan GSI raih prestasi
Baca juga: Nadalsyah: Target saya gubernur, bukan wakil
Baca juga: Jadi duta daerah, Paskibraka Kotim wajib tingkatkan pengetahuan