Tarian etnik Dayak hipnotis peserta IPOC 2019

id Tari dayak, riak renteng tingang, palangka raya, kalteng, kalimantan tengah, tradisional, ipoc, sawit, gapki, wapres, ma'ruf amin, cpo, minyak sakit

Tarian etnik Dayak hipnotis peserta IPOC 2019

Sanggar Riak Renteng Tingang Palangka Raya usai tampil pada kegiatan Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) tahun 2019 di Nusa Dua, Bali, Kamis, (31/10/2019). (ANTARA/Rachmat Hidayat)

Bali (ANTARA) - Penampilan tarian dari Sanggar Riak Renteng Tingang Palangka Raya, Kalimantan Tengah berhasil memukau ratusan peserta Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) tahun 2019 di Nusa Dua, Bali.

Ratusan pasang mata itu terhipnotis melihat tarian etnik Dayak yang ditampilkan dengan konsep kekinian. Salah satu peserta IPOC 2019 Beni, Kamis, mengaku cukup mengagumi tampilan yang disuguhkan oleh putra putri asal Kalimantan Tengah tersebut.

"Luar biasa, konsep tarian dan musiknya meski sudah ada dikolaborasikan dengan era modern, tapi tidak menghilangkan rasa etnik Dayak. Saya merasa terhipnotis dan tidak ingin memalingkan mata melihat hiburan yang disuguhkan oleh para penari tersebut," katanya.

Salah satu penari, Susi Lamiang menjelaskan bahwa judul dari tarian itu adalah Pukung Pahewan Antang. Tarian itu menceritakan tentang alam dan satwa yang ada di bumi Kalimantan Tengah.

"Manusia itu harus bersinergi dengan alam, karena lingkungan sudah memberikan apa yang dibutuhkan oleh kita semua, sehingga perlu sinergitas yang terus dijaga dan berkelanjutan," ucapnya.

Baca juga: IPOC 2019 ajang diskusi memproyeksikan harga CPO 2020

Baca juga: Pemerintah akan dorong peningkatan permintaan minyak sawit


Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa alam telah menjadi sumber utama mata pencaharian oleh masyarakat, sehingga apabila manusia melakukan perusakan lingkungan, maka mereka akan menanggung akibatnya.

Ia mengaku, mereka yang berada di Kalteng percaya bahwa alam memiliki penjaga yang tidak terlihat oleh mata manusia biasa, sehingga apabila dilakukan perusakan maka akan ada hukuman yang diberikan oleh penjaganya.

Sementara itu, Koordinator penari Tahta Rahmanda mengungkapkan, pihaknya sudah melakukan persiapan selama dua bulan untuk tampil dalam kegiatan IPOC 2019.

Selama dua bulan itu, pihaknya terus mencari konsep dan koreografi tarian yang kekinian, namun tanpa harus mengurangi unsur etnik Dayak.

"Makanya kami memilih kolaborasi warna merah dan emas sebagai tampilan kostum tarian. Hasilnya cukup memuaskan, kami bangga bisa menghibur peserta IPOC yang merupakan salah satu acara besar di Indonesia," demikian Tahta.

IPOC 2019 sendiri diikuti oleh 1.100 perserta yang berasal dari 18 negara. Kegiatan tersebut dibuka secara langsung oleh Wakil Presiden RI KH Ma’ruf Amin.

Baca juga: Wapres ingatkan Kementan realisasikan peremajaan sawit

Baca juga: Menteri Pertanian: Sawit Harus Didukung Karena Strategis