Solusi tersebut dirancang untuk membangun basis cloud telco tingkat operator dan terkonvergensi penuh untuk meningkatkan kinerja dan keandalan jaringan, menuju era baru 5.5G.
"Industri sedang memasuki era 5.5G. Layanan dan skenario baru muncul, menghadirkan persyaratan baru untuk jaringan. Solusi Dual-Engine Container akan membantu operator mengkonsolidasikan fondasi jaringan mereka, mempercepat inovasi layanan, dan membangun keunggulan kompetitif, yang pada akhirnya mencapai kesuksesan bisnis," kata Richard Liu, sebagaimana tertulis dalam keterangan resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.
Selama satu dekade terakhir, Richard Liu mengatakan industri telekomunikasi telah mengalami cloudifikasi yang cepat. Selama proses tersebut, penerapan berbasis VM membantu pelaku industri meraih kesuksesan bisnis yang luar biasa. Kemudian, Cloud Telco telah menjadi salah satu infrastruktur terpenting untuk komunikasi seluler.
Baca juga: Huawei berencana akses pasar kendaraan listrik kelas atas
"Dengan munculnya 5.5G, penerapan berbasis kontainer telah menjadi arah utama bagi operator dalam mengembangkan jaringan berbasis cloud. Namun, kontainer masih harus ditingkatkan untuk memenuhi kemampuan tingkat operator dan memberikan kinerja tinggi, keandalan tinggi, O&M mudah, dan evolusi mulus yang diperlukan untuk layanan telekomunikasi di era 5.5G," kata Richard.
Untuk itu, Richard Liu mengatakan Huawei memimpin peluncuran Solusi Dual-Engine container pertama di industri, yang mengakomodasi VM dan kontainer dalam kumpulan sumber daya yang sama.
Teknologi utama seperti kerangka kerja berperforma tinggi yang dapat diprogram, deteksi subhealth, demarkasi kesalahan lintas-lapisan, dan bypass penyimpanan dimanfaatkan untuk lebih meningkatkan kemampuan cloud-native tingkat operator.
Arsitektur yang sepenuhnya terkonvergensi itu mengungguli arsitektur berbasis VM sebesar 15-20 persen, membebaskan perangkat lunak yang ada dari pemutakhiran korelatif, meningkatkan keandalan jaringan, dan membuat O&M menjadi lebih mudah.
"Solusi ini memungkinkan VM dan kontainer dikelola sesuai dengan standar ETSI, memungkinkan operator mengadopsi kontainer ke jaringan mereka yang ada melalui perluasan kapasitas alih-alih penyebaran baru, dan memfasilitasi pembagian sumber daya yang ada," ujar Richard Liu.
Ia menambahkan, semua itu meningkatkan integrasi sebesar 25 persen dan memperpendek TTM hingga setengahnya.
Ke depan, Richard Liu mengatakan Huawei akan bekerja sama dengan mitra industri untuk terus meningkatkan konektivitas jaringan, memungkinkan skenario layanan lengkap, dan membantu operator menciptakan nilai industri dalam membangun dunia bisnis.
Baca juga: Huawei akan luncurkan ponsel pintar P60 series Maret 2023
Baca juga: Huawei umumkan kehadiran region baru di Indonesia
Baca juga: 'Smartwatch' rambah deteksi kesehatan darah