Sampit (ANTARA) - Bupati Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah Halikinnor segera mengumpulkan para pemilik lahan di sekitar Terowongan Nur Mentaya sehubungan dengan rencana penataan kawasan wisata tersebut.
"Kami ingin agar kawasan Terowongan Nur Mentaya menjadi salah satu ikon di Kota Sampit, makanya saya perintahkan camat untuk mendata siapa saja pemilik lahan di kawasan itu," kata Halikinnor di Sampit, Minggu.
Dikatakan, Terowongan Nur Mentaya diresmikan pada 10 Desember 2022 oleh Bupati Halikinnor dan Wakil Bupati Irawati. Berlokasi di Jalan Tjilik Riwut, tepatnya dari Bundaran Adipura Jalan Samekto sampai Stadion 29 November Sampit.
Tempat ini diberi nama Terowongan Nur Mentaya karena lampu hias melengkung di kedua sisi jalan yang membentuk sebuah terowongan dan bercahaya pada malam hari. Sebanyak 172 tiang lampu hias berjejer sepanjang tiga kilometer yang terbagi 86 titik di kiri dan kanan jalan.
Sejak diresmikan, Terowongan Nur Mentaya berhasil menjadi daya tarik baru di Kota Sampit, sekaligus menumbuhkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kawasan tersebut. Bahkan, Pemkab Kotim meraih penghargaan dari Bank Indonesia karena berhasil menciptakan sentra ekonomi baru bagi para pelaku UMKM.
Akan tetapi, kurang dari dua tahun kawasan tersebut semakin tampak semrawut dan kurang asri, lantaran banyak pelaku UMKM yang membangun lapak atau kios tak beraturan. Sebagian kios hanya ditutup dengan terpal seadanya, sehingga membuat kawasan tersebut tampak kumuh.
Hal ini yang mendorong pemerintah daerah untuk melakukan penataan di kawasan tersebut. Namun, karena lahan di lokasi tersebut milik pribadi, maka langkah pertama yang dilakukan adalah mengumpulkan para pemilih tanah.
"Rencananya kami akan mengadakan rapat dengan pemilik tanah, entah itu pemilik tanah yang membangunkan kiosnya atau pemerintah daerah supaya seragam, lalu disewakan ke pedagang," beber Bupati Kotim.
Halikinnor pun memberikan gambaran terkait penataan Terowongan Nur Mentaya yang ingin pihaknya lakukan. Bangunan kios rencananya dibangun seragam agar terlihat rapi, akan tetapi untuk dekorasi terserah pada pedagang untuk mengkreasikan agar bisa menarik pembeli.
Baca juga: BPBD akui titik api di Kotim mulai bermunculan
Kemudian, para pedagang akan dikelompokkan dan ditata sesuai dengan jenis jualannya, seperti makanan berat, minuman, atau makanan ringan. Supaya memberikan kenyamanan pengunjung ketika ingin berburu kuliner.
"Jadi mungkin nanti pedagang akan kami relokasi, misalnya kelompok makanan dan minuman. Supaya kalau orang mencari makan lebih mudah. Bisa saja kita buat seperti itu, tapi yang penting ada kesepakatan dengan pemilik tanah," terangnya.
Kendati demikian, rencana ini membutuhkan waktu karena kebanyakan pemilik tanah berdomisili di luar kota. Penataan pun dilakukan secara bertahap menyesuaikan dengan keuangan daerah.
Halikinnor yakni dengan dilakukan penataan maka potensi Terowongan Nur Mentaya sebagai ikon sekaligus objek wisata unggulan di Kota Sampit akan lebih optimal.
Baca juga: Pemkab Kotim merugi Rp350 juta akibat traffic light dihantam tronton
Baca juga: Kecamatan ini terpilih jadi tuan rumah MTQ dan FSQ Kotim 2025
Baca juga: Ratusan guru di Kotim mendapat edukasi cinta bangga paham rupiah