Kasus Tuberkulosis Paru Di Barito Utara Meningkat

id Kasus Tuberkulosis Paru Di Barito Utara Meningkat

Kasus Tuberkulosis Paru Di Barito Utara Meningkat

Ilustrasi, Tuberkulosis Paru. (Istimewa)

Peningkatan kasus TB paru ini perlu mendapat perhatian semua pihak untuk pengendaliannya,"
Muara Teweh (Antara Kalteng) - Kasus penyakit tuberkolosis paru di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, selama tahun 2013 meningkat dibanding 2012.

"Peningkatan kasus TB paru ini perlu mendapat perhatian semua pihak untuk pengendaliannya," kata Kepala Dinas Kesehatan Barito Utara, Robansyah di Muara Teweh, Jumat.

Menurut Robansyah, temuan kasus tahun 2013 dengan pasien yang diobati berjumlah 199 pasien (BTA + dan Rontgen +) dengan pencapaian 74,0 persen dan yang putus berobat sebanyak 36 pasien.

Sedangkan tahun 2012 di obati 134 pasien (BTA + dan Rontgen +) dengan pencapaian 52,80 persen dan yang putus berobat sebanyak 20.

"Hingga triwulan II tahun 2014 ini banyak kasus yang sudah resisten terhadap pengobatan obat anti tuberkulosis (OAT) Katagori I maupun OAT Katagori II yang diakibatkan karena banyaknya kasus TB Paru yang putus berobat dan ini nantinya akan berdampak didalam pengobatan selanjutnya," katanya.

Robansyah mengatakan, akibat putus berobat itu, Dinas Kesehatan Barito Utara sudah satu mengirim sampel (sputum) ke rumah sakit persahabatan Jakarta pada bulan Mei 2014 yang sudah diduga suspek TB MDR (Multi Drug Resistence).

Pihaknya mengimbau ke pelayanan kesehatan (RSUD Muara Teweh dan Puskesmas) agar dapat meningkatkan kinerja dan bimbingan ke masyarakat terutama mereka yang terduga penyakit TB Paru BTA Positif atau penyakit tuberkulosis paru dengan jenis bakteri yang tahan asam positif.

"Penyakit TBC memang merupakan penyakit yang serius dan cukup mengerikan bagi kita, tapi ini bukan berarti kita jadi putus semangat dan bersedih di kala penyakit itu menyerang kita," kata dia.

Untuk mengendalikan kasus TB paru ini, Dinas Kesehatan Barito Utara menggelar pertemuan, monitoring, evaluasi dan validasi data program pengendalian tuberkolosis tahun 2014 yang diikuti 14 unit pelaksana kesehatan dan dari Rumah Sakit Umum Daerah Muara Teweh.

Melalui kegiatan ini untuk mengevaluasi hasil kegiatan program TB Paru Puskesmas dan RSUD Muara Teweh tahun 2014 pada triwulan I. Untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi puskesmas dan RSUD di lapangan serta merencanakan tindak lanjut kegiatan TB Paru tahun 2014, kata Robansyah.




(T.K009/B/Z002/Z002)