Sampit (ANTARA) - Asap kebakaran lahan yang menyelimuti Kota Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, tidak menyurutkan niat ratusan warga untuk mengikuti shalat istisqa atau shalat meminta hujan.
"Kita selaku manusia sudah berusaha maksimal tapi ternyata kita tidak mampu dan kebakaran lahan masih tetap marak. Makanya kita hari ini bersama-sama melaksanakan shalat istisqa dengan memohon ampun dan memohon agar Allah menurunkan hujan sebanyak-sebanyaknya agar kebakaran lahan bisa berakhir," kata Bupati Halikinnor di Sampit, Selasa.
Shalat istisqa dilaksanakan di halaman kantor Bupati Kotawaringin Timur di Jalan Jenderal Sudirman. Ratusan warga terdiri laki-laki dan perempuan datang mengikuti shalat minta hujan ini.
Jamaah berasal dari kalangan pegawai pemerintah, TNI, Polri, pelajar, mahasiswa, organisasi kemasyarakatan, santri, tokoh agama dan masyarakat umum.
Acara diisi dengan membaca istighfar memohon ampunan kepada Allah. Selanjutnya, jamaah mengikuti shalat istisqa dan berdoa agar Allah segera menurunkan hujan agar kebakaran lahan segera padam.
"Harapan kita, dengan kita berdoa lebih sungguh-sungguh maka Allah mengijabah atau mengabulkan itu sehingga diberikan hujan. Manusia tidak ada kemampuan untuk melawan bencana, makanya kita minta kepada Allah," kata Halikinnor.
Baca juga: Pekan Raya Sampit tampil beda, rangkul pelaku usaha pertanian
Sejak tiga hari terakhir, kualitas udara di Sampit memburuk dan sudah masuk kategori berbahaya. Pemerintah mengeluarkan imbauan agar masyarakat mengurangi kegiatan di luar ruangan, maupun menggunakan masker bagi yang tetap harus beraktivitas di luar ruangan.
Pemerintah daerah terus mengimbau kepada seluruh masyarakat Kotawaringin Timur melalui kegiatan di rumah-rumah ibadah, agama apapun untuk meminta hujan untuk Kotawaringin Timur dan daerah-daerah lain di Indonesia yang mengalami kekeringan.
Pemerintah kabupaten juga tetap meminta pemerintah pusat melakukan rekayasa cuaca untuk menghasilkan hujan buatan. Hujan buatan diharapkan bisa memaksimalkan upaya, selain pemadaman udara melalui water bombing atau pengeboman air menggunakan helikopter yang dikerahkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Menurut Halikinnor, pemerintah pusat juga terus memonitor sehingga mereka tahu berapa banyak hot spot yang muncul di Kotawaringin Timur saat ini. Penegakan hukum juga diperlukan agar ada efek jera bagi pelaku dan masyarakat.
Halikinnor berharap dengan shalat istisqa ini Allah segera memberikan hujan dalam waktu tidak terlalu lama sehingga bisa memadamkan kebakaran lahan yang saat ini masih marak terjadi.
"Daerah kita gambut. Jangankan ratusan hektare, satu hektare pun kita belum mampu memadamkan kebakaran gambut dalam kondisi seperti ini. Hanya atas izin Allah yang bisa menghentikan," demikian Halikinnor.
Baca juga: Pemkab Kotim perpanjang status tanggap darurat karhutla
Baca juga: Kabut asap di Sampit parah, jarak pandang kurang dari 10 meter
Baca juga: Kualitas udara Sampit memburuk, kini berstatus berbahaya
Berita Terkait
Paslon HEBAT berangkatkan 20 warga Murung Raya ikuti pelatihan alat berat
Selasa, 15 Oktober 2024 18:24 Wib
DPRD Gumas harap warga kreatif olah pangan lokal tingkatkan kualitas kesehatan
Sabtu, 12 Oktober 2024 13:35 Wib
Banjir kian mengkhawatirkan, Kades Rantau Suang sebut warga minta direlokasi
Sabtu, 12 Oktober 2024 7:16 Wib
DMPD telusuri insiden warga Ujung Pandaran protes kepala desa
Jumat, 11 Oktober 2024 15:24 Wib
Gubernur Kalteng bagikan ribuan beras dan hadiah paket perjalanan rohani ke warga Mura
Kamis, 10 Oktober 2024 19:17 Wib
Yakin Kotim semakin maju, warga Kota Besi kompak dukung Halikinnor-Irawati
Rabu, 9 Oktober 2024 17:24 Wib
Ratusan warga Baamang sampaikan dukungan untuk Halikinnor-Irawati
Selasa, 8 Oktober 2024 22:11 Wib
DPRD soroti dugaan beasiswa dinikmati warga luar Kotim
Selasa, 8 Oktober 2024 19:50 Wib